Helm pelindung atau dalam bahasa Inggris disebut dengan safety helmet, punya sejarah panjang dan tidak terlepas dari sejarah peradaban manusia. Pelindung kepala ini sudah digunakan sejak berabad-abad lampau, khususnya dalam peperangan. Ya, peperangan memang tidak pernah lepas dari sejarah peradaban kita.
SEJARAH
Helm pelindung awalnya hanya berupa topi kerja biasa yang dilapisi aspal. Aspal tersebut akan mengeras setelah dijemur di bawah sinar matahari. Oleh sebab itu, topi ini disebut dengan hard hat, topi yang keras. Istilah hard hat inilah yang digunakan untuk menamakan safety helmet yang sedang kita bahas.
Topi berlapis aspal keras ini awalnya digunakan oleh para pekerja galangan kapal untuk melindungi kepala mereka dari benda-benda yang terjatuh dari dek kapal dan benda-benda yang dibuang oleh burung camar. Burung camar punya kebiasaan membawa terbang benda-benda yang mereka sangka dapat dimakan. Saat mereka menemukan bahwa benda-benda tersebut tidak bisa dimakan, mereka buang saat mereka terbang. Para pekerja galangan kapal sudah tahu kebiasaan ini sehingga mereka memperlengkapi diri mereka dengan topi aspal ini.
Di Amerika Serikat, E.D. Bullard yang memiliki perusahaan produsen perlengkapan pertambangan, menjual hard hat yang terbuat dari kulit yang keras. Kemudian mereka memproduksi hard-boiled hat, topi pengaman yang terbuat dari kanvas, lem dan cat hitam yang direbus hingga keras. Hard-boiled hat ini kemudian dilengkapi dengan sistem suspensi sehingga lebih nyaman untuk dipakai. Topi pengaman ini terinspirasi dari M1917 Brodie Helmet, yang dibawa putranya sepulang dari Perang Dunia Pertama.
Selanjutnya hard hat ini dibuat dari material logam seperti baja dan aluminum hingga 1938, kemudian fiberglass pada 1940-an, thermoplastic pada 1950-an, dan HDPE (high-density polyethylene) adalah material hard hat yang banyak digunakan hingga saat ini.
STANDARISASI
Pada 1997 berdasarkan standar ANSI (American National Standards Institutes) Z89.1 yang disesuaikan dengan standar CSA (Canadian Standards Association) Z94.1, helm pelindung dibagi menjadi 2 tipe dan 3 kelas.
Dua tipe helm pelindung:
Tiga kelas helm pelindung:
Sebuah helm pelindung harus memiliki spesifikasi dari tipe dan kelas tersebut.
Contoh: Type I Class G Safety Helmet. Berarti helm pelindung ini hanya mampu melindungi dari benturan dan penetrasi vertikal serta perlindungan listrik hingga 2.200 volt.
Saat ini standar untuk helm pelindung adalah ISEA (International Safety Equipment Association) Z89.1-2009.
WARNA & MODEL
Helm pelindung diproduksi dalam beberapa warna. Dengan warna ini, helm pelindung dapat memberikan identifikasi fungsi dan tugas dari penggunanya. Untuk proyek besar yang melibatkan berbagai perusahaan dan kontraktor, biasanya para pegawai dan pekerja dari satu perusahaan akan menggunakan warna tertentu yang sama.
Pengaturan warna ini berbeda-beda untuk setiap perusahaan dan untuk setiap proyek pembangunan.
Yang umum digunakan adalah:
Putih : Jajaran Manajerial, Arsitek, Insinyur, Supervisor atau Mandor.
Biru : Site supervisor, Electrician, Kontraktor dan Supervisor sementara.
Kuning : Pekerja Umum dan Sub-Kontraktor.
Hijau : Environment Supervisor.
Oranye : Tamu atau pengunjung
Merah : Safety Supervisor & Safety Officers
Pengaturan warna di atas hanyalah bersifat tradisi bukan standar.
Beberapa perusahaan menggunakan stiker sebagai alat identifikasi visual. Helm dengan warna yang sama, diberikan stiker spesifik untuk setiap fungsi dan tugas penggunanya.
Selain dalam beberapa warna, helm pelindung juga diproduksi dengan berbagai model. Variasi bentuk dan modelnya berbeda untuk setiap merk produsen, tetapi tetap menggunakan standar produksi dan ketahanan yang berlaku.
Model helm pelindung modern biasanya dapat ditambahkan aksesoris seperti:
Semoga bermanfaat.
(Dirangkum dari berbagai sumber)