Sumur resapan sendiri jika kita ulang sedikit supaya segar dalam ingatan kita, adalah salah satu cara menanggulangi banjir akibat curah hujan. Air hujan ditampung dan ‘ditanamkan’ ke dalam tanah dengan sumur resapan ini. Akibatnya, cadangan air tanah bertambah kuantitasnya. Kita jadi memiliki cadangan air di dalam sumur kita, khususnya pada saat musim kemarau tiba. Ide sederhana yang cukup brilliant, bukan? Kadang ide sederhana ternyata adalah solusi yang kita cari selama ini!
Oke, yuk mari kita bahas Cara Membuat Sumur Resapan.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), ada beberapa persyaratan umum dalam membangun atau membuat sumur resapan. Mari kita perhatikan satu persatu.
Bentuk sumur resapan dapat berupa segi empat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di atas ketinggian muka air tanah.
Baca juga: Cara Membuat Biopori
Pelat beton bertulang setebal 10 cm, yang merupakan campuran satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil.
Pelat beton tidak bertulang setebal 10 cm, yang merupakan campuran dengan perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak diberi beban di atasnya atau Ferocement (setebal 10 cm).
Untuk dinding sumur dapat digunakan buis beton. Dinding sumur bagian atas bisa menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan diaci semen.
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10 - 20 cm, pecahan bata merah ukuran 5 - 10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga.
Anda dapat menggunakkan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.
Mari kita bersama-sama mengatasi banjir di area rumah kita sambil mempersiapkan cadangan air tanah menghadapi kemarau!
Baca juga: Mengenal Biopori dan Sumur Resapan